Budaya Mahasiswa Mulai Terancam Hilang


Semua mahasiswa pastinya mengerti akan perubahan zaman, karena mereka merupakan bagian dari objek yang merasakannya. Namun apa mahasiswa sekarang masih tetap idealis sebagai mana dengan mahasiswa dulu.

Sudah saatnya dipertanyakan apakah masih ada jiwa semacam itu bersarang di dalam diri mereka. Gelar prestisius yang disandang mahasiswa, seperti agent of social change, agent of control, agent of transformation, dan intelektual muda kini sudah kurang populer untuk ditempelkan di atas nama mereka. Agaknya motivasi bung karno yang terkenal dengan "Mengguncang dunia hanya dengan 10 pemuda" telah menjadi buian kosong dan tidak logika menurut akal mereka. Wajar saja seandainya demikian, karena zaman menuntut mereka untuk di ikuti dan kesadaran cinta tanah air untuk memajukan bangsa hanya sebatas pandai menyanyikan lagu indonesia raya.

Mari kita mencoba untuk melakukan refleksi singkat sekaligus membandingkan aktivitas mahasiswa dahulu dengan aktivitas mahasiswa zaman sekarang. Jika ada sebagian orang mengatakan bahwa aktivitas-aktivitas mahasiswa dahulu sudah tidak relevan untuk dipraktekkan mahasiswa zaman sekarang, pada level tertentu mungkin itu benar adanya, tapi tidak seluruhnya benar. Sebab, ada beberapa aktivitas atau budaya mahasiswa yang memang harus tetap dijaga kelestariannya serta berkesinambungan, seperti membaca buku, berdiskusi, melakukan advokasi masyarakat, melakukan kritik terhadap pemerintah, menyampaikan aspirasi, melakukan pertemuan-pertemuan antar mahasiswa, serta agenda-agenda positif lainnya.

Mahasiswa pekerja sosial. Bukan! Tetapi mahasiswa harus mampu menunjukkan bahwa, mereka agen yang siap menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat, dan siap memberikan gagasan cerah pada saat menghadapi suatu persoalan. Minimal, mahasiswa harus jeli melihat sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai sebuah permasalahan, atau jangan-jangan mahasiswa zaman sekarang sudah tidak mengerti sesuatu yang disebut masalah?

Penyebab akibatnya pergeseran budaya bisa saja karena faktor internal maupun eksternal mahasiswa itu sendiri. Dalam perspektif psikologi perkembangan, lingkungan adalah faktor kuat yang dapat mempengaruhi pola pikir serta tingkah laku seorang individu. Artinya, perubahan pola pikir serta tingkah laku individu sangat erat kaitannya dengan kondisi lingkungan di mana ia hidup, sebab kondisi lingkungan mengikuti perubahan zaman, dan itu merupakan hukum alam, meskipun sebenarnya manusia itu sendirilah yang membuat perubahan-perubahan tersebut.

Manusia harus mampu memproteksi diri dengan menggunakan akal serta mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Melihat relita aktivitas mahasiswa -kecuali belajar-, menjadikan kegiatan tersebut termasuk ke kategori keinginan. Padahal dalam konteks bermasyarakat kedepannya mahasiswa akan berbaur bersama rakyat, sehingga dengan banyaknya wadah dan aktivitas maka akan menjadi manusia yang berguna bagi banyak orang. Maka suatu keharusan keinginan di ganti dengan makna kebutuhan!

Sebagian orang menganggap wajar pergeseran-pergeseran itu terjadi akibat perubahan arus zaman. Dan sebagian lainnya menyalahkan proses pembelajaran di kampus yang tidak mampu menumbuhkan kesadaran (kognitif) mahasiswa. Ada lagi sebagian lain justru menyalahkan individu-individu mahasiswa itu sendiri karena dianggap lebih memilih gaya hidup hedonis nan pragmatis, enggan untuk diajak berpikir dan berjuang. Bahkan, ada lagi sebagian lain yang justru beranggapan agak ekstrim, bahwa mahasiswa zaman sekarang tidak cerdas dan jika boleh dikatakan, bodoh

Terlepas dari hal itu, apa pun faktor yang menjadi penyebab pergeseran budaya mahasiswa tersebut harus kita akui bahwa realitas seperti itu memang sungguh-sungguh terjadi dan jangan mencoba tutup mata, terutama kepada mereka yang memiliki tanggung jawab moral untuk mengembalikan peran serta fungsi mahasiswa. Karakteristik mahasiswa zaman sekarang memang sudah jauh berbeda dengan karakteristik mahasiswa zaman dahulu, dan itu sangat mudah menilainya dari aktivitas yang mereka pertunjukkan sehari-hari, baik di kampus maupun di luar kampus.

Masih segar ingatan kita ketika mahasiswa menjadi pelaku sejarah dalam menumbangkan rezim orde lama, kalau tidak ada Mahasiswa mungkin parlemen kesulitan dalam menumbangkan pemeritahan di bawah presiden Soeharto. Artinya, ada beban sejarah yang dipikul mahasiswa sekaligus ada suatu harapan yang membumbung tinggi atas keberadaan mereka di negeri ini. Mau di bawa ke mana citra, beban sejarah serta harapan besar itu?

Previous
Next Post »
0 Komentar