Bahaya : Tertular Oleh Rasa Pesimis Mahasiswa Lain



Kurang percaya diri adalah suatu hal yang harus di hilangkan bagi seorang mahasiswa, salah satu penujang untuk berkarir di dunia kerja maka rasa kepercayaan yang tinggi perlu di galakkan sejak berada di lingkungan kampus. Rasa percaya diri bukan hanya seperti berani berdiri di depan lalu berbicara dihadapan puluhan bahkan ratusan orang, tetapi juga rasa percaya diri terhadap apa yang ingin kita lakukan, lebih tepatnya rasa optimisme.

Optimsme mahasiswa didapatkan ketika proses yang ia lalui sebelumnya, belajar dari pengalaman diri sendiri dan kesalahan orang lain. Terlepas itu ada juga dari pembawaan kharakter yang bisa di dapat melalui lingkungan rumah atau pengaruh gen orangtuanya. 

Optimisme akan terlahir ketika semangat mengebu-ngebu untuk menginginkan sesuatu, lalu ketika di arahkan kepada orang sekelilingnya rasa optimis itu sendiri akan semakin meningkat seiring dukungan orang sekitar.

Nah, jiwa-jiwa optimisme seperti harus banyak di lahirkan dan tularkan kepada mahasiswa lain. Sebagai mahasiswa kritis, tentunya mereka tidak hanya memikirkan persoalan kampus, birokrasi daerah, serta politik nasional semata. Tetapi juga teman yang dianggap 1 angkatan ataupun 1 almamater perlu di ulas juga karena rasa kepedulian tadi lahir terhadap besar kecilnya dogma kritis yang dianut.

Sangat disayangkan ketika agenda-agenda baik telah direncakan dengan optimisme yang tinggi, sementara kelompok lain melakukan manuver dengan berdalih mencari kekurangan agenda yang di susun. Alih-alih ingin menampakkan kelemahan kepada orang, timbul rasa pesimis akan mengalir ke semua orang termasuk yang sang penggagas pesimisme. Semua tertular rasa pesimisme akibat dalil-dalil yang dipakai masuk akal. Namun tidak melihat kebaikannya dulu sebelum "mengkartu matikan" agenda tersebut.

Memang tujuannya bukan untuk "mengkartu matikan" agenda tersebut, hanya untuk sebagai koreksi akan kelemahan-kelemahan bila regulasinya seperti itu. Tetapi sebagai mahasiswa kita harus bisa membaca situasi, layak tidak kata-kata yang berdampak buruk akan merubah segalanya atau baiknya selain mengungkapkan rasa pesimis juga diganti dengan agenda baru dengan catatan memotivasi dan memberikan harapan serta optimisme tinggi.

"Jika masih banyak rasa kemungkinan-kemungkinan menyelimuti diri anda maka yang terlahir ialah rasa pesimis dan bisa-bisa harapan tersebut akan terkubur"
Previous
Next Post »
0 Komentar