Berilmu Hanya Usaha Mendekatkan Kepada Allah Swt


Allah swt. memerintahkan kepada umat manusia agar berpengetahuan luas supaya manusia dapat memanfaatkan potensi yang terkandung di dalam alam semesta yang telah Allah swt. sediakan kepada manusia.

Perintah Allah swt. supaya manusia berpengetahuan sangat jelas sekali di dalam Al-Qur’an surah Al-‘Alaq ayat pertama, yaitu, Iqra’ (bacalah). Bacalah apa yang perlu dibaca, bacalah dengan hati, pikiran, dan pengamatan. Dengan banyak membaca seseorang akan menjadi banyak tahu, dengan banyak tahu ia akan menjadi berilmu dan bahkan menjadi ilmuan.

Dalam sejarahnya, ayat Iqra’ tersebut turun kepada Muhammad saw. yaitu, kepada masyarakat yang masih belum banyak mengenal baca dan tulis, namun demikian, Muhammad saw. sudah mempunyai daya pikir serta analisa yang tajam atas berbagai kejadian serta fenomena yang ada di masyarakatnya.

Kecintaan Muhammad saw. akan ilmu serta supaya ummatnya menjadi ummat yang berpendidikan salah satunya ia tunjukkan dalam kasus perang badar. Dalam perang badar kaum muslimin memperoleh kemenangan yang besar. Pasukan yang berjumlah kecil yaitu kaum muslimin dengan jumlah 313 tentara dapat mengalahkan pasukan kaum musyrikin yang berjumlah besar, yaitu 1000 tentara pasukan perang.

Banyak dari tentara kaum musyrikin yang ditawan oleh pasukan kaum muslimin. Muhammad saw. sebagai komandan tertinggi pasukan kaum muslimin dengan budi pekertinya yang luhur serta sifatnya yang lembut memerintahkan kepada kaum muslimin agar memperlakukan tawanan secara manusiawi. Para tawanan yang mempunyai harta bisa bebas dengan menebus dirinya dengan hartanya. Bagi mereka yang tidak mempunyai harta juga bisa bebas dengan ilmunya, syaratnya mereka yang pandai membaca harus mengajarkan cara baca kepada anak-anak kaum muslimin, sedangkan mereka yang pandai menulis harus mengajarkan ilmu tulisnya kepada anak-anak kaum muslimin.

Kasus di atas merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dibantah. Muhammad saw. sangat menghargai orang-orang yang berilmu serta mencintai ilmu. Ia sangat bercita-cita agar ummatnya menjadi ummat yang berpendidikan. Begitu pentingnya ilmu dalam salah satu sabdanya ia mengatakan, man salaka thariqan yaltamisu fiihi ‘ilman sahhalallohu lahu thariqon ilal jannah, barang siapa yang menempuh suatu perjalanan untuk menggapai ilmu maka Allah mempermudah baginya jalan menuju ke surgaNya.

Ilmu dalam hal ini tidak terbatas kepada ilmu tertentu tetapi mencakup ilmu-ilmu apa saja, ilmu-ilmu eksakta atau noneksakta (ilmu-ilmu umum atau ilmu-ilmu agama). Kaum muslimin harus menguasai ilmu dalam berbagai bidang. Sebab kemajuan tidak akan bisa tercapai tanpa ilmu. Sejarah membuktikan kemajuan dan kejayaan Islam masa lalu karena kaum muslimin menguasai ilmu pengetahuan di berbagai bidang.

Di dalam ajaran Islam, ilmu apapun itu haruslah berupa ilmu yang membawa kepada pendekatan diri kepada Allah swt. Seseorang harus insaf bahwa, potensi, minat, dan bakat merupakan karunia dari Allah swt. Maka ilmu apapun yang sudah dikuasainya haruslah dibawa kepada kesadaran akan ke-Maha Besaran dan kekuasaan Allah swt.

Dengan ilmu yang dikuasainya seseorang tidak boleh sombong dan angkuh. Kemudian meremehkan orang lain dan berbuat semena-mena di alam semesta, seperti membuat kerusakan demi keuntungan pribadi. Sekali lagi ia harus ingat bahwa, potensi, minat, dan bakat yang melekat dalam dirinya hanyalah pemberian Allah swt. semata-mata. Bahkan, ilmu itu sendiri adalah milik Allah swt., sedangkan manusia hanya sekedar memakainya saja.

Seperti inilah yang dikhawatirkan oleh Muhammad saw. Manusia dengan ilmunya menjadi angkuh dan sombong, mereka merasa bahwa ilmu yang ada pada dirinya merupakan hak miliknya, ia menganggap bahwa dengan ilmunya ia menganggap sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya serta mampu menjawab berbagai permasalahan dalam kehidupannya, ia telah melupakan Allah swt. Ia dengan ilmunya bukan menjadi dekat kepada Allah swt. tetapi malah semakin jauh dari Allah swt.

Sumber dari : Media Portal Pks (Dakwatuna.com)
Previous
Next Post »
0 Komentar