Sedikit Banyak Mahasiswa Harus Tahu Politik

Percaya atau tidak kondisi politik yang ada pasti mempengaruhi semua sektor, khususnya faktor ekonomi. Apa yang kita makan hari ini dan kita dapatkan dari hasil keringat sendiri adalah buah dari hasil kebijakan politik itu sendiri. Bbm naik, minyak motor kita jadi korbannya. Semua harga pangan naik karena ulah bbm. Orang pintar yang menaikkan bbm. Di bidang keamanan banyak juga kepentingan politik ikut ambil andil, seperti alutsista kita berkembang, negara kita mandiri. Orang pintarlah yang menyusun konsepnya secara sistematis hingga bisa menembus pasar internasional. Lalu kejahatan asusila marak, hukum kebiri segera muncul. Lagi-lagi orang pintar yang menyusun regulasinya untuk diterapkan.

Meskipun kebijakan-kebijakan tersebut bukan berasal dari sitem politik jika dilihat secara kasar, yang terlihat ialah secara halus dan tidak terendus akan kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok. Namun tidak untuk pengamat politik di negeri ini. Ia tentunya selalu mengamati kaum birokrat, politisi, DPR, DPRD, dsb.

Pada dasarnya tujuan orang-orang hebat tersbut ialah merubah bangsa indonesia ke arah yang lebih baik, tetapi seiring dalam perjalanan di tengah-tengah selalu akan ada rute-rute yang harus di lewati demi kepentingan partai, oknum, sanak saudara, orang dalam, dan lain-lain.

Jadi, apakah kita masih apatis terhadap politik di indonesia saat ini?
Yah jawabannya mayoritas iya, sebab ngurusi hidup sendiri saja rumit apa lagi ngurusi hidup orang yang sebenarnya ngurusi hidup kita juga. Haha jadi pusing ya..

Tetapi tidak untuk mahasiswa, seperti judul di atas. Kita mahasiswa calon penerus bangsa, sedikit banyak harus memahani kondisi politik yang ada. Bahkan kita di tuntut untuk berperan dalam bidang tersebut. Bukan meregulasinya namun cukup hanya dengan memberikan masukkan/opini hingga kritikan bila perlu, terhadap ketetapan yang di berikan jika  bertentangan dengan kaum lemah.

Dan yang paling akhir. Ujung-ujungnya pasti mikirin nasib orang bila masuk ke ranah politik. Beginilah rumus politik. Dari rakyat untuk rakyat dan dari saya untuk saya.
Previous
Next Post »
0 Komentar