Satu-satunya di Sumatera, Jurusan MKP Memiliki Prospek yang Baik di Masa Depan

Program studi Manajemen Kepelabuhanan yang berdiri pada 2008 dan resmi di akui pemerintah berdasarkan akreditasi BAN-PT C-2013 telah memiliki 1 angkatan. Melihat prospek program studi ini kedepannya mampu bersaing dengan mahasiswa diluar yang juga memiliki kualifikasi setara. 

Pesatnya studi kemaritiman di indonesia ditandai dengan berjamurnya perguruan tinggi berkonteks kemaritiman. Hal ini tentu menjadi suatu pertanda baik dalam persaingan mencetak insan-insan yang berkompeten dalam dunia bahari, untuk itu mahasiswa MKP di Universitas Karimun jang Ini an hanya berdiam diri dengan keengganannya mengikuti persaingan ini. Walau semakin ketat dalam mencari lapangan pekerjaan, tidak bisa dipungkiri bahwa program bidang studi yang mengelola dan mengatur tentang ketatanan pelabuhan ini. Tidak dimiliki oleh sebagian perguruan tinggi yang berada di daerah sumatera, yang ada hanyalah perguruan tinggi berbentuk akademi. Seperti Akademi Martim Indonesia (AMI Medan), Akademi Maritim Belawan (AMB Medan), Akademi Sapta Samudera Padang dan terakhir Akademi Bina Bahari Palembang.

Akademi juga memiliki prodi yang sama percis yang dimiliki oleh Universitas Karimun, namun dalam menempuh pendidikannya mereka hanya 3 tahun (6 semester) yang disebabkan gelar akademiknya D3 (Diploma-3). Syarat untuk mendapatkan gelar studi maka harus menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang disebut tugas akhir sebagai persyaratan kelulusannya.

Sedangkan prodi MKP jenjangnya Sarjana, karena ia dibawah naungan perguruan tinggi berbentuk universitas. Untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) atau undergraduate secara normatif dibutuhkan waktu selama 4 sampai 7 tahun, tapi ada juga yang menyelesaikannya dalam waktu 3,5 tahun ataupun lebih dari 7 tahun tergantung dari kebijakan perguruan tinggi yang bersangkutan. Persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana maka harus menyelesaikan sebuah Karya ilmiah bernama skripsi yang wajib dibuat dan merupakan persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana.

Sebenarnya program diploma di akademi dan program sarjana di universitas pada jurusan yang berhubungan dengan maritim pada umumnya hampir sama. Namun yang membedakan hanyalah kurikulumnya. Diploma memiliki bobot studi 60% praktek dan 40% teori, sedangkan Sarjana memiliki bobot studi 40% Praktek dan 60% teori. Dengan kurikulum yang seperti ini bertujuan agar para lulusan Diploma di akademi kemaritiman akan siap untuk bekerja karena sudah memiliki berbagai keahlian yang telah diperoleh dari kampusnya, sedangkan lulusan Sarjana seperti di kampus Universitas Karimun lebih diarahkan ke bidang riset dan disiapkan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi sampai jenjang akademis Doktor. Lebih mudahnya, kalau program studi Diploma diberikan bekal keterampilan untuk menjadi praktisi atau sejenisnya, sedangkan Sarjana mahasiswa diarahkan untuk menjadi akademisi.

Pada semua program studi di lingkungan maritim berbeda tempat bekerja nanti, seperti di akademi yang umunya memiliki 3 jurusan. Yakni Nautika, Teknika, dan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Pelabuhan. Nautika dituntut untuk menguasai medan laut yang otomatis wajib menguasai segala bidang yang berada di atas kapal, mulai dari sistem kendali, nahkoda, membaca arah angin, dan intinya ia merupakan orang yang memegang kendali penuh dan bertanggung jawab apa yang terjadi di atas kapal. Lalu untuk jurusan Teknika pun begitu juga tetapi lingkupnya tidaklah besar seperti nautika, ia hanya menguasai satu teknik saja saat berada pada operasional di kapal laut. Contoh teknik permesinan.

Nah yang menarik jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, karena ia sama seperti yang dimiliki oleh Universitas Karimun yakni jurusan MKP. Berbeda dengan yang di akademi, MKP memiliki prospek ke depan yang begitu luas terlebih yang dimiliki oleh negara. Ada 8 instansi yang siap menerima lulusan yang memiliki kualifikasi MKP, diantaranya Kantor Administasi Pelayaran, Syahbandar, Keimigrasian, Karantina, Bea Cukai, KPLP, KP3 dan Secofindo.

Untuk yang di akademi, mereka tentunya bisa juga berada pada instansi di atas namun lebih cenderung ke Departemen Perhubungan bagian laut dan sektor BUM Swasta yakni perusahaan di sektor kemaritiman. Penyebabnya kurikulum yang dikuasai hanya 1 atau dikhususkan untuk menguasai satu bidang, sedangkan MKP Universitas Karimun di tuntut untuk memiliki 8 bidang dan 1 bidang khusus dalam pelaksanaan tahap akhir-skripsi.

Previous
Next Post »
0 Komentar