Bukan Sekedar Menghibur Saja, Film Naruto Juga Menyelipkan Sisi Pengajaran


Film animasi dari jepang banyak mengeluarkan karya yang luar biasa yang sampai sekarang belum bisa tertandingi oleh negara mana pun. Kecuali Amerika yang mengandalkan Captain Amerika, Superman, Batman, Tom and Jerry dan lainnya. Kualitasnya tidak diragukan lagi, makna cerita dan genre yang di usung tepat dengan selera anak muda bahkan orang dewasa juga tidak ketinggalan. Dari belakang bisa kita ingat dengan One Piece, Samurai X, Avatar, Detektif Conan, Tsubasa, Pokemon, Doraemon, Sinchan. Tayangan ini menghibur dengan mengangkat tema yang berbeda, dan uniknya film ini bukan sekedar kartun biasa. Ia memiliki pesan tersurat dalam dialog dan tersirat ketika di akhir cerita.

Dari semua film animasi jepang yang ingin saya bahas adalah Naruto, dengan bertemakan Ninja kita dibawa ke dalam suatu kerajaan yang terbagi-bagi di dunia shinobi (Ninja). Ia juga memiliki latar belakang sejarah layaknya manusia, yakni peperangan antar negara, clan (suku/ras), politik kekuasaan, kepentingan pribadi dengan misi intelejennya, pendidikan linear (berguru turun temurun), bahkan hal tahayul sekalipun. Kemudian di masa depan, mereka semua para ninja menginginkan sebuah peradaban yang lebih baik dari yang sekarang. Tidak ada lagi pertikaian antar ninja, para ninja baru harus lulus dengan pendidikannya, setiap negara harus memiliki hokage/pemimpin yang kuat dan cerdas.

Itulah pesan tersirat dari film Naruto yang selama ini menjadi film favorit saya sampai sekarang. Namun yang paling menarik dari cerita ninja jepang teraebut adalah pesan tersuratnya. Dimana kita dapat mengambil pelajaran berharga hanya dengan menghayati apa yang tokoh-tokoh film animasi tersebut rasakan dengan tindakan/ucapannya.

Dari Uciha Itachi, kakak kandungnya Uciha Sasuke ini rela berkorban demi negaranya agar tidak ada pertumbuhan darah ia tega membunuh semua sukunya -ras/clan dalam dunia shinobi- termasuk orang tuanya sendiri dan menyisakan adiknya Sasuke. Sepanjang hidupnya setelah peristiwa berdarah itu seluruh penduduk desa Konoha mengecapnya seorang pengkhianat, tapi tidak bagi shinobi yang intelektual karena mereka bukanlah ninja awan yang tidak tahu sejarahnya Uciha. Jika tidak dilakukannya maka suku Uciha akan berperang melawan negara Konoha tempat film ini berjalan. Sungguh pengorbanan yang patut kita tiru dalam hal berbangsa dan bernegara di zaman ini.

Lalu ada lagi pada ketabahan Rock Lee yang berjuang pada rasa sakitnya, kemudian jiwa patriotisme yang bagus untuk di contohi dari Uzumaki Yondaime (Ayah Naruto) ketika berhadapan dengan rubah berekor 9 demi menyelamatkan desa Konoha dari amukan siluman tersebut. Lalu yang terakhir Naruto. Anak yang dilahirkan yatim piatu - semasa bayi- ini bisa bangkit dari keterpurukannya hanya dengan mengandalkan semangat untuk menjadi hokage (presiden) di masa depan. Walau rintangan sudah hampir membuatnya rebah untuk selamanya, semangat tersebut tidak pernah pudar. Semangat ini telah bercampur dengan keyakinan yang tinggi sehingga ia tidak pernah mengerti apa itu menyerah. Ada kata yang menarik dan patut di kutip dari Naruto ke pada rekannya Neiji. "Takdir yang kau bahwa akan bisa dirubah dengan upaya yang engkau lakukan hari ini" kurang lebih seperti itu makna dari percakapan mereka.

Patutnya kita melihat tidak dari sisi menghiburnya saja, tapi ada kalanya juga kita harus ambil pelajaran dari setiap episode tersebut.

Previous
Next Post »
0 Komentar