"Perubahan", Kalau Bukan Kita Siapa Lagi.

 

    Mungkin dalam hidup ini sangat sulit bagimu untuk mengembalikan sesuatu yang pernah kamu campakan, dan kamupun tidak akan pernah bisa untuk menerima sesuatu yang pada akhirnya membuat kamu dicampakkan. Terkadang kisah hidup ini tidak sesuai dengan harapan yang telah direncanakan. Hidup yang indah, menyenangkan, tenang, tentram, damai, bahkan bahagia. Semua itu hanya indah diangan-angan saja. Mampu menerima segala sesuatu yang terjadi, untuk sekali atau dua kali masalah yang kamu hadapi mungkin kamu bisa dengan lapang dada menerimanya. Setelah masalah itu selesai, namun ada dan ada lagi masalah yang harus diselesaikan. Yaaa….. semua itu sangat sesak di dalam dada. Semua itu seakan membuatmu merasa bahwa dunia ini tak adil buatmu. Lalu apa? Apa yang mampu membuatmu mendapatkan hal yang selalu kamu dambakan? Apakah dengan menangis semua akan iba dan datang kepadamu? Tidak! Tidak aka ada kebahagiaan yang datang pada orang yang hanya mampu pasrah. Hidup itu adalah pilihan, dan pilihan itulah yang menentukan nasibmu.

    Lalu langkah apa yang akan kamu ambil? Saya pernah membaca sebuah novel yang berjudul “berani mengubah”. Di dalam buku tersebut saya menjumpai sebuah kalimat yaitu “pada zaman sekarang banyak pemuda yang menuntut perubahan, namun tidak dapat menciptakan perubahan”. Dari kalimat tersebut saya mengambil sebuah kesimpulan, bahwa pemuda yang baik adalah pemuda yang mampu menciptakan sebuah perubahan. Baik pada dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Namun mirisnya pada zaman sekarang ini adalah, kebanyakan dari pemuda-pemuda Indonesia adalah pemuda yang menuntut perubahan. Sedang pada diri pemuda itu sendiri tidak ada keinginan untuk melakukan sebuah perubahan. Lalu sekarang, apa sih perubahan itu? Perubahan adalah peralihan ataupun pertukaran. Kamudian, perubahan apa yang dimaksud dalam hal ini? Ya, dalam hal ini saya memaksudkan perubahan pada pola pikir dan sikap pemuda-pemuda pada zaman sekarang. Apa sih yang harus dirubah dari sikap para pemuda zaman sekarang? Jadi, yang harus di ubah dari sikap pemuda zaman sekarang adalah sikap yang tidak bertanggung jawab, sikap yang tidak mampu menghargai orang lain, sikap yang tidak tahu etika dalam bertindak, dan sikap yang semakin parah karena pengaruh pergaulan.

    Sebenarnya, apabila disebutkan satu per satu, ada banyak sekali sikap-sikap pemuda zaman sekarang yang sangat meleset dari aturan dan hukum yang berlaku. Seperti contoh kecilnya yaitu, seorang anak yang menerima atau memberikan sesuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kiri. Itu baru contoh kecil yang masih bisa ditoleransi. Lalu apa lagi kenakalan para pemuda khususnya para remaja zaman sekarang? Saat ini sikap pemuda (remaja) yang sangat buruk adalah pada pergaulan bebas. Itu adalah contoh yang sangat sering terjadi pada zaman sekarang.

    Sebenarnya apa yang harus dilakukan oleh para pemuda agar dapat menciptakan perubahan? Langkah awal untuk menciptakan perubahan adalah harus adanya kesadaran pada diri sendiri. Apabila kita sudah mampu melakukan perubahan pada diri kita sendiri, maka akan mudah untuk kita menciptakan perubahan di kalangan para pemuda.

    Namun yang sangat di sayangkan adalah, etika dan kesadaran dari setiap individu itu sangat minim. Sehingga perubahan pada sikap dan pola pikir para pemuda sangat sulit untuk dilakukan. Kebanyakan pemuda pada zaman sekarang adalah pemuda yang hanya memikirkan kepuasan sesaat, tanpa adanya keinginan untuk memikirkan masa yang akan datang/masa depan. Seperti yang kita ketahui, nasib suatu bangsa tergantung pada pemuda-pemudanya, apabila pemuda bangsa itu rusak, maka bangsa itu sendiripun akan rusak. Namun, apabila pemuda bangsa itu adalah pemuda yang bertanggung jawab dan peduli akan perubahan, maka akan majulah bangsa tersebut.

    Jadi kesimpulannya adalah, perubahan yang baik akan membawa kita menjadi pemuda yang baik. Namun perubahan yang buruk, akan merusak masa depan dan hidup kita.

“Mari kita laksanakan perubahan pada diri kita, bukan untuk merusak masa depan, namun menjadikan masa depan yang cemerlang.”






Penulis : Mutya Dwieningtyas (Siswi SMA 4 Binaan)
Previous
Next Post »
0 Komentar