Fenomena mahalnya biaya pendidikan, menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk membawa gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak jarang trend ‘study oriented’ mewabah di kalangan mahasiswa.
Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks prestasi yang tinggi. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan softskill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin. Untuk mendapatkan keahlian-keahlian tersebut, mahasiswa harus mempunyai minat terhadap organisasi serta aktif di dalamnya. Organisasi merupakan sebuah wadah bagi sekelompok orang yang mempunyai tujuan yang sama. Di dalam organisasi, seseorang dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, bekerja sama dan mengambil keputusan melalui sebuah pemecahan masalah untuk mencapai tujuan bersama.
Namun dari survei dan pengamatan yang dilakukan, ternyata masih banyak mahasiswa yang kurang menyadari pentingnya organisasi dan softskill untuk diri mereka, serta masih banyak juga yang bepikir bahwa organisasi dapat memperlama masa kuliah mereka dan mengganggu kuliah mereka, sehingga belakangan ini minat dan kesadaran akan pentingnya berorganisasi khususnya dikalangan pelajar/mahasiswa/pemuda hindu di kota Palu sangat randah
Ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kuranya minat mahasiswa berorganisas diantaranya, yaitu :
Pertama, faktor kualitas aktifis dalam sebuah organisasi. dimana Aktifis sekarang cenderung tidak memiliki intelektualitas yang bagus. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kajian antar sesama aktifis. Mereka hanya cenderung membicarakan persoalan-persoalan yang tidak penting. Selain itu, aktifis organisasi tidak mau untuk belajar mandiri serta sering mengulur-ulur waktu untuk melakukan kajian keilmuan.
Kedua, faktor organisasi mencatat presentase sebesar 19,5%. Organisasi saat ini tidak memiliki SDM yang baik, sehingga kepengurusan di organisasi tidak berfungsi. Akibatnya, organisasi mengalami stagnan. Tidak ada perkembangan dalam menjalankan roda organisasinya. Buruknya manajemen dalam organisasi juga menjadi pertimbangan mahasiswa untuk tidak mau ikut bergabung. Selain itu banyak program-program organisasi yang tidak jelas arah tujuannya. Sehingga banyak mahasiswa yang belum mengerti pentingnya mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi. Hal ini bisa diakibatkan oleh minimnya komunikasi dan penyampaian informasi yang dilakukan oleh organisasi terhadap mahasiswa.
Ketiga, faktor ideology. Mahasiswa menilai bahwa organisasi ideologi kampus cenderung hanya menonjolkan kepentingannya sendiri tanpa melihat organisasi yang ideologinya berbeda, sehingga kader organisasi tidak bisa serius dalam belajar. Mereka hanya disibukkan dengan konflik antar ideologi yang pada dasarnya memang tidak bisa disatukan, karena ideologi sifatnya subjektif, tidak bersifat objektif.
Keempat, Hal ini merupakan penilaian mahasiswa terhadap organisasi tanpa melihat aktifis, organisasi, serta ideologinya. Mereka melihat dari kaca mata diri mereka sendiri. Keterbatasan pengetahuan terhadap organisasi serta persoalan-persoalan yang ada dalam internal mahasiswa, seperti, malas berorganisasi dan ketidak pahamanan terhadap organisasi membuat mereka tidak tertarik terhadap organisasi.
0 Komentar